Setelah Pontenology melihat dan meneliti tentang ponten umum, berikut ini hasilnya yang bisa Pontenology bagikan! Read more!
Fenomena yang muncul dari budaya ponten umum antara lain meliputi:
- Sosial
Adanya
gejala narsis, dimana adanya kebanggaan bagi masyarakat sekitar untuk
mengeksiskan dirinya lewat coretan-coretan pada dinding atau pintu ponten umum.
Dalam hal ini adanya kecenderungan untuk menandai daerah kekuasaan mereka
ataupun sekedar iseng. Secara tidak langsung hal ini memunculkan gerakan
vandal, dimana adanya keusilan si pelaku dalam merusak properti dan fasilitas
prasarana publik.
Adanya
solidaritas diantara sesama pengguna ponten menjadi salah satu dampak sosial
lain dari budaya ponten di terminal. Kebanyakan dari mereka akan melakukan
percakapan singkat untuk mengenal satu sama lain, seperti menanyakan asal
mereka dan lokasi atau tempat tujuan mereka.
-Ekonomi
Ponten
umum yang seharusnya menjadi bagian dari fasilitas prasarana publik kini telah
beralih fungsinya sebagai peluang bisnis bagi sebagian investor yang tertarik
dalam usaha layanan ponten umum. Dalam hal ini adanya kerja sama antara pemilik
lahan ponten (pengelolah prasarana setempat) dengan investor dalam bentuk
kontrak stand.
Dapat
membuka lapangan pekerjaan bagi sumber daya manusia dengan skill seadanya untuk
menjadi karyawan yang mengelolah ponten, baik dalam hal kebersihan ataupun
setoran wajib harian melalui pemungutan karcis ponten.
-Politik
Dari
segi politik, permasalahan paling banyak muncul sebagai akibat dari fenomena
ekonomi yang berlangsung dalam pengelolaan ponten umum. Perebutan lahan oleh
sesama investor, pemerasan pihak pemilik lahan dengan investor, hingga dugaan
kasus korupsi seakan menjadi hal yang biasa terjadi sebagai dampak pemerataan ekonomi
yang tak berimbang.
-Budaya lain
Disadari
atau tidak, budaya ponten yang ada pada sebagian besar ponten umum di terminal
memunculkan dampak-dampak budaya lainnya. Salah satunya adalah budaya premanisme
yang dirasa memiliki dampak negatif sebagai akibat dari permasalahan yang
sering muncul dari masyarakat kalangan menengah bawah. Kemiskinan menjadikan
kriminalitas makin banyak bermunculan dan menyuburkan gerakan-gerakan
premanisme dikalangan masyarakat sekitar ponten tersebut.
Budaya
lain yang dirasakan adalah budaya spontanitas. Budaya ini yang seringkali kita
jumpai dalam kehidupan masyarakat bawah yang tak mengenal kata sungkan.
Pemungutan tarif ponten dalam bentuk karcis merupakan salah satu bukti bahwa
spontanitas menjadi suatu budaya yang tak dapat dipisahkan dari sebagian besar
ponten umum pada terminal-terminal di Indonesia. Merekapun tak ragu untuk
menegur pengguna ponten yang tidak membayar karcis demi untuk mengejar setoran
harian.
Banyak
dampak yang ditimbulkan dari sebuah budaya ponten di terminal yang tak kita
sadari, antara lain dampak sosial, ekonomi, politik dan budaya lain dimana
permasalahan paling banyak datang dari kalangan menengah bawah. Dengan
adanya penelitian yang Pontenology lakukan, diharapkan dapat memberikan
wawasan kepada masyarakat tentang kompleksitas yang ada dalam sebuah ponten
terlepas dari fungsi sebagai toilet umum kebanyakan guna untuk
dapat memberikan kontribusi positif dan solusi atas permasalahan yang ada.
Ikuti terus Pontenology!
No comments:
Post a Comment