Siang itu kami berjalan menuju
salah satu terminal bus yang ada di Surabaya untuk mencari tahu keadaan
toilet/ponten di sana. Terminal Bungurasih merupakan pengembangan dari Terminal Joyoboyo yang kapasitasnya sudah tidak memadai serta berada di pusat kota yang tidak memungkinkan dilakukan pengembangan.
Ponten yang kedua letaknya tidak jauh dari ponten yang pertama, hanya jalan beberapa langkah saja kita sudah bisa menjumpai ponten ini. Kondisi ponten yang kedua ini terlihat lebih kotor dari ponten pertama karena ponten ini sudah ada sejak terminal didirikan. Sejak 3 tahun terakhir ponten ini belum direnovasi. Pada tanggal 10 Mei 2008 ponten ini pernah mendapatkan penghargaan ponten terbersih seluruh Surabaya. Namun sekarang kondisi ponten ini jauh berbeda dari yang dulu. Petugas kebersihan sendiri berjumlah 6 orang, namun petugas kebersihan sering tidak masuk dan tidak disiplin. Hal ini merupakan keluhan dari kepala petugas kebersihan ponten ini, Bapak Wandi, karena apabila petugas tidak masuk maka dia kewalahan membersihkan ponten.
Lantai di ponten wanita yang terlihat kotor, begitu juga dengan bak mandi yang menampung air serta tempat sampah yang tersedia juga tidak memiliki penutup, tidak tersedianya tissue dan sabun juga terkadang yang menjadi keluhan bagi para pengunjung. Hal serupa juga terjadi di dalam ponten pria, dimana lantai terlihat sangat kotor dan juga urinoirnya tidak terawat. Ada pula urinoir yang sudah rusak namun tidak diperbaiki dan tetap dipergunakan. Uniknya, di dalam ponten pria ini terdapat banyak coretan di sekitar tembok dan pintu ponten. Mulai dari coretan tentang salah satu julukan bagi para suporter bola hingga kata-kata cerca dan makian sebagai ungkapan kekesalan.
(#1end)
No comments:
Post a Comment